Seniman Tabuh Peliatan era 1930an
Desa Peliatan memang memiliki begitu banyak seniman yang telah membawa harum nama desa baik di tingkat lokal, nasional, maupun mancanegara, yang untuk selanjutnya menjadi pilar perkembangan seni di Peliatan. Salah satu diantaranya adalah I Nyoman Regong. Seorang seniman tabuh asal Banjar Kalah, Peliatan.
I Nyoman Regog adalah salah satu seniman tabuh dari Grup Peliatan yang ikut ke Paris tahun 1931 pada pementasan dalam acara Paris Colonial Exhibition. Sebuah ajang pameran bergengsi berlangsung selama 6 bulan, yang disaksikan lebih dari 33 juta orang pengunjung dari seluruh dunia, dan menampilkan keberagaman dan kekayaan budaya tiap peserta. Catatan penting akan hal ini adalah bahwa Grup Gamelan Peliatan “Dancers of Bali” telah menciptakan sensasi yang luar biasa dalam ajang pameran ini.
I Nyoman Regog (1931)
Ketika itu I Nyoman Regog baru berumur 18 tahun, namun sudah memiliki bakat yang sangat dihandalkan oleh Grup Gamelan Peliatan. Setelah sukses Pementasan di Paris dan sekembalinya dari Paris, kegiatan Gamelan Peliatan juga semakin meningkat meskipun terkadang pasang surut karena situasi politik dan keamanan waktu itu.
Susuai penuturan I Made Putra Yasa (anak I Nyoman Regog), dikatakan bahwa I Nyoman Regog selain seorang penabuh handal, ia juga seorang guru tabuh. Dalam kurun waktu lima dekade nama I Nyoman Regog sangat dikenal di berbagai tempat, dan telah mengajar ke berbagai desa dan tempat di luar Peliatan. Selain itu selama masa hidupnya ia juga pernah mengajar di Kokar (sekolah khusus konservasi seni karawitan Bali) sejak mulai didirikannya, yaitu pada September 1960. Saat itu di Bali belum terdapat guru-guru seni yang memiliki kemampuan akademis (Sarjana Seni), seperti yang banyak dimiliki berbagai sekolah seni dewasa ini namun semua para guru ini adalah para seniman alam, seniman yang kemampuannya diperoleh secara turun temurun dari generasi sebelumnya, dan dikembangkan berimprovisasi sesuai dengan bakat, kemampuan, dan taksunya. Hal yang menarik ketika itu adalah untuk mendapatkan para guru tabuh ini pihak sekolah secara langsung turun ke desa-desa yang memiliki seniman handal. Salah satunya ke Desa Peliatan, dan meminta I Nyoman Regog sebagai guru pengajar di Kokar. Profesinya sebagai guru tabuh ini terus diembannya sampai tahun 1970an.
Selain itu I Made Putra Yasa juga mengatakan, bahwa I Nyoman Regog telah menghasilkan banyak karya tetabuhan yang sampai sekarang sering dimainkan oleh berbagai sekaa baik di Peliatan, Bali Timur, dan Bali Selatan. Seperti pada kebanyakan seniman lainnya pada masa itu, I Nyoman Regog tergolong sosok yang tidak serta merta mengharapakan pengakuan atas karya tabuh yang telah dihasilkannya. Hingga sampai sekarang masih ada begitu banyak karya-karya tabuh klasik yang tidak diketahui siapa penciptanya. Jadi yang hanya bisa kita lakukan sekarang adalah mengenal dan melestarikan karya-karya tersebut.
Dewasa ini bagi masyarakat khalayak umum sosok seorang I Nyoman Regog ini memang tidak begitu dikenal. Namun sesuai dengan penuturan para seniman werdha dan pemerhati seni di Peliatan, usaha dan pengabdian dari I Nyoman Regog di bidang seni karawitan Bali tidak bisa dilepaskan begitu saja, yang telah aktif sebagai pilar perkembangan sejarah karawitan di Peliatan dan daerah lainnya di Bali. Selain itu juga berkat kemampuannya ia telah mengantarkan banyak seniman menjadi seniman yang besar dan sangat dikenal dewasa ini.
I Nyoman Regog (1980an)
Atas usaha dan prestasinya ini oleh Pemerintah Kabupaten dan Propinsi, I Nyoman Regog telah dianugrahi berbagai penghargaan di bidang seni karawitan. Beberapa diantaranya pada tahun 1984 oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar memberikan Penghargaan Wija Kusuma, yang merupakan penghargaan atas usahanya dalam mengemban, membina, dan mengembangkan seni budaya di Kabupaten Gianyar. Selain itu pada Pesta Kesenian Bali tahun 1991 dianugrahi penghargaan dalam penampilan Seniman Werdha Berprestasi. Dan penghargaan terakhir yang diterimanya yaitu Penghargaan Seni Dharma Kesuma Madya oleh Gubernur Bali, pada tahun 1993.
I Nyoman Regog, seniman Sang-GURU Tabuh dari Banjar Kalah Peliatan ini wafat pada tahun 1990. Namun semangat, usaha, dan pengabdiannya dalam perkembangan seni tabuh di Peliatan, Bali, senantiasa akan terus terukir, dan terwarisi dari generasi ke generasi.
Photo : Doc. I Made Putra Yasa