Kali ini kami memutuskan untuk mementaskan Tari Kelinci saat Odalan di Banjar kami. Ini adalah pementasan perdana anak-anak dengan memakai busana lengkap Tari Kelinci.
Hal ini mengingatkan saya kembali saat dimana dengan keterbatasan kostum tari yang dimiliki mereka pernah Pentas Tari Kelinci untuk pertama kalinya dalam sebuah acara pesta. Saat itu kostum yang digunakan bukanlah kostum tari Kelinci yang sebenarnya, tapi saya memodifikasi dan membuatnnya sendiri kostum tersebut, mulai dari hiasan kepala kelinci yang berbahan kertas sampai bagian busana lainnya. Tapi ini sangat menarik! Bagus!
Dan saat mereka pentas di Pura Banjar mereka menggunakan kostum yang sebenarnya. Penarinya ada 10 anak-anak.
Sebenarnya saya menginginkan agar lebih banyak anak bisa tampil ngayah, tapi kami hanya mampu menyiapkan kostum untuk 10 orang penari saja.
Mereka sangat percaya diri menari dengan kostum ini
Beberapa tahun lalu m pernah aktif menari bersama grup Anangga Sari di Desa Kutuh, Ubud. Disini dia menari dalam pementasan rutin mereka.
Dan saya ingat ada Tari Kelinci yang masuk dalam salah satu program pementasan rutin ini. Kami pun berkunjung ke rumah Pak Wayan, koordinator penari dari grup ini, untuk berencana meminjam busana tari Kelinci.
Saya tidak begitu yakin akan mendapatkannya karena sudah cukup lama mereka tidak melakukan pementasan, atau mungkin busananya dalam kondisi tidak lengkap.
Dan ternyata dengan semangatnya Bapak Wayan telah berkeliling ke rumah-rumah para penari grup ini dan mengumpulkan kembali kostum-kostum nya, karena memang para penarinya sudah tumbuh besar dan mungkin tidak akan menarikan tarian ini lagi.
Saya beruntung dan sangat bersyukur akan hal ini. Dulu saya aktif menari dan membantu grup ini, dan kali ini mereka mengembalikannya kapada saya dengan membantu menyediakan kostum ini untuk murid-murid saya.
Matur Suksma Pak Wayan!
Kembali mengenai pentas saat Odalan di Banjar. Setelah mementaskan tari Kelinci di hari pertama, pada malam hari berikutnya anak-anak juga pentas ngayah gamelan. Pentas gamelan ini menjadi sebuah kompetisi kecil, karena ada dua grup gamelan yang pentas bersamaan (mebarung), yaitu grup gamelan anak-anak wanita Sri Padma dan grup Angklung Ibu-Ibu PKK.
Grup Sri Padma dari kelompok umur kecil
Setelah pentas gamelan, pada malam yang sama murid-murid saya ngayah pentas tari Telek. Mereka dari kelompok umur remaja SMA.
Terasa mereka begitu cepat tumbuh, dimana dulunya mereka masih kecil imut-imut dan sekarang mereka sudah tumbuh besar dan bahkan lebih tinggi dari saya, sampai-sampai saya harus meregangkan badan untuk membantu memakaikan Topeng Telek kepada mereka. Hahaha!!
Tari Telek